From Unable to Regain the Ability to Stand/Walk

Pada saat berumur 14 tahun, tempurung lutut kiri saya tiba-tiba mengalami dislokasi/bergeser pada saat sedang berbincang-bincang dengan teman sekolah. Teman saya melihat saya jatuh dan berteriak minta tolong. Salah satu pegawai sekolah datang untuk menolong saya berdiri. Namun saya tidak bisa berdiri dikarenakan dislokasi tempurung lutut kiri. Setelah itu, pegawai sekolah itupun membantu untuk mengembalikan tempurung lutut saya. Setelah dia berusaha untuk mengembalikan tempurung lutut, saya bisa berdiri dan jalan kembali walaupun terpincang-pincang.

Setelah pulang sekolah, orang tua saya bertanya kenapa saya berjalan terpincang-pincang. Saya menceritakan apa yang terjadi. Di malam yang sama, papa saya membawa saya ke sensei yang menggunakan cara kerok dalam penyembuhannya untuk berusaha mengembalikan tempurung lutut saya. Saya berteriak-teriak kesakitan dan bercucuran air mata pada saat sensei itu mengerok kaki kiri saya. Setelah dari situ, ternyata tempurung lutut saya belum bisa kembali normal. Di hari pekan di minggu yang sama, papa saya membawa saya ke sensei lain yang menggunakan cara uap, namun tidak berhasil juga. Di pekan berikutnya papa membawa saya ke sensei lain lagi yang menggunakan salep obat Cina. Tempurung lutut dan kaki kiri saya merasa sedikit baikan dan saya tidak berjalan terpincang-pincang lagi, tetapi itu tidak berhasil mengembalikan nya 100%.

gustiallah.jpg

Setelah tiga Sensei, orang tua saya tidak tahu harus berobat ke mana lagi selain pergi ke dokter melakukan ronsen. Ronsen dijalani dan hasilnya tidak ada tulang yang retak selain tempurung lutut tidak ada di tempat yang seharusnya. Dokter menganjurkan untuk operasi. Saya tidak mau dioperasi dan orang tua sayapun tidak memaksa. Setelah ke dokter, saya pindah ke Amerika Serikat bersama dengan keluarga.

5 tahun berlalu sejak saya pindah ke Amerika Serikat, saya melakukan pekerjaan dan kegiatan lain dengan hanya satu tempurung lutut yang sehat (sebelah kanan). Saya dapat berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa selama saya tidak melakukan kegiatan olahraga berat seperti waktu saya SD dan SMP.

Tepatnya setelah saya berulang tahun yang ke-19, saya pulang kerja shift malam di Panda Express dan siap untuk tidur, saya merasa ada yang mendorong saya dari belakang walaupun saya sendirian di dalam kamar. Saya tidak merasakan apa-apa dan tidur seperti biasanya. Keesokan pagi, pada saat saya mau berjalan ke kamar mandi setelah bangun, saya tidak bisa berdiri. Saya segera sadar kalau tempurung lutut kanan saya yang selama 5 tahun telah menanggung beban, karena kaki kiri saya tidak berfungsi normal telah ikut mengalami dislokasi/tergeser. Kedua lutut kaki saya kini mengalami hal yang sama. Sayapun merangkak ke kamar mandi dan setelah mandi, saya turun ke bawah di mana orang tua dan keluarga dekat (2 aunties dan 2 oma) saya berada. Saya meluncur melalui tangga dan semua sangat terkejut melihat saya tidak bisa berdiri dan berjalan. Tanpa ragu, semua berseru dan memutuskan untuk membawa saya ke tukang urut yang bernama KY (nama inisial) di Los Angeles. Saya tidak menolak atau berdebat karena saya ingin sekali bisa berdiri dan berjalan lagi seperti semula.

Di dalam perjalanan menuju rumah KY, salah satu auntie saya bercerita tentang anugerah kesembuhan yang Tuhan Yesus berikan ke KY. Kesaksian KY sudah diketahui dan tersebar oleh semua orang yang pernah urut dengan dia. Auntie saya bercerita, bahwa pada saat istri pertama KY meninggal dikarenakan kanker, diapun tidak ada keinginan untuk hidup lagi. KY kemudian berpuasa dengan tidak makan/minum selama 40 hari 40 malam. Namun di malam ke-40, ada satu orang berjubah putih datang kepadanya bertanya, "Sedang apa kamu tidak makan dan minum selama ini?" KY menjawab, "Saya ingin mati." Orang berjubah putih itu pun menjawab, "Waktumu belum tiba. Kamu masih harus menolong banyak orang di dunia ini." KY bertanya, "Bagaimana saya menolong orang lain; istri sayapun tidak bisa saya tolong." Orang berjubah putih itu menyuruh KY untuk membuka kedua telapak tangan selebar-lebar nya. Setelah itu ada sinar-sinar yang masuk ke dalam kedua telapak tangan nya. Esok paginya, KY ditemukan terbaring di lantai di dalam kamar. Setelah KY sadar kembali, dia masih belum tahu bagaimana harus menolong orang lain seperti orang berjubah putih itu katakan. Tidak lama kemudian, keponakan KY yang baru lahir tidak bisa menangis atau pun mengeluarkan air kecil dan tubuh nya sudah membiru. Dengan segera, KY pergi ke rumah sakit untuk membawa bayi itu pulang karena dia tidak ingin bayi itu meninggal di rumah sakit. Pada saat dia memegang bayi itu dan mengelus/mengurut halus, bayi itu tiba-tiba menangis dan mengeluarkan air kecil yang banyak sekali. Bayi itu selamat dan KY mulai menyadari apa yang harus dia lakukan agar bisa menolong orang, yaitu dengan menggunakan tangannya untuk mengurut. Setelah auntie saya selesai bercerita, auntie saya bilang kalau saya harus percaya bahwa Tuhan Yesus lah yang akan menyembuhkan kedua kaki saya 100% melalui KY. Saya langsung berkata, "Saya percaya!"

Setelah tiba di rumah KY, karena saya tidak bisa jalan, saya dibopong oleh tiga orang: papa saya dan 2 auntie saya untuk masuk rumah KY. Setelah KY melihat kedua kaki saya, dia menyuruh untuk tidur terlentang dan mulai mengurut kaki saya. Pertama, dia mulai mengurut kaki kanan saya, memutar tempurung lutut 360 derajat (satu lingkaran), dan menarik tempurung lutut yang tergeser dari dalam sampai bisa terlihat lagi seperti seharusnya. Saya pun berteriak sangat keras dan bercucuran air mata. Keluarga saya berusaha untuk menenangkan tapi dikarenakan rasa sakit yang luar biasa, saya pun tidak bisa tenang. Setelah tempurung kaki kanan saya kembali seperti semula, KY melakukan hal yang sama ke tempurung lutut sebelah kiri tanpa ada istirahat. Saya pun terus berteriak dan menangis keras. Tempurung lulut kiri saya pun terlihat kembali ke permukaan seperti sebelah kanan. KY pun terus mengurut saya selama beberapa menit setelahnya untuk meluruskan semua syaraf-syaraf di sekitarnya. Saya tetap berteriak karena merasa sakit sekali. Setelah selesai, KY menyuruh saya untuk berdiri dan berjalan tanpa bantuan dari siapapun. Saya langsung bisa berdiri dan berjalan sendiri walau masih pincang tanpa bantuan dari siapapun. Semua terkejut termasuk saya. Salah satu auntie saya bertanya kepada KY, ”apakah kedua kaki saya bisa 100% sembuh?” KY menjawab, ”Bisa, asalkan saya rutin datang urut setiap minggu sampai selesai.” Saya pun setuju. Selama 5 bulan, saya pun datang rutin setiap minggu (kadang-kadang 2x seminggu) untuk menerima urut dari KY. Setelah 5 bulan lamanya, KY pun memberi tahu kalau kedua kaki saya sudah 100% sembuh dan tidak perlu datang lagi. Saya sangat bergembira dan langsung bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan kaki saya melalui KY.

Di dalam 5 bulan itu, saya juga mendapat cobaan dari beberapa orang termasuk mama saya agar berhenti total pergi ke rumah KY di Los Angeles setiap akhir pekan untuk menerima urut semata. Mereka berpendapat saya membuang waktu, tenaga, uang bensin, mileage mobil setiap minggu. Tetapi dengan dukungan auntie dan keteguhan hati, saya tidak mendengarkan mama dan orang-orang lain. Karena saya tidak mendengarkan omongan orang lain dan mama, ke dua kaki saya kembali normal 100% dan saya bisa kembali melakukan aktivitas-aktivitas seperti sebelumnya. Sayapun bisa kembali berlutut di gereja tanpa ada masalah dan tanpa rasa sakit di misa mingguan.

Seorang Romo menulis, “Tetaplah mengingat dan menyebut nama Tuhan. Dalam kesusahan masih terselip kepercayaan bahwa Allah tidak akan meninggalkan dan akan memberikan yang terbaik pada waktunya. Meski kita tidak dapat mengerti akan alasan/penyebab/akhir dari suatu musibah, namun kita masih tetap percaya Gusti Allah mboten sareh, Allah akan memulihkan segalanya.” Kutipan ini mengingatkan saya tentang kejadian ini. Walaupun kaki saya hampir dioperasi, setelah melalui 3 sensei, berjalan dengan satu tempurung lutut selama 5 tahun, dan pada akhirnya tidak bisa berdiri/berjalan, saya merasa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya. Saya percaya bahwa Dia-lah yang memberi saya kekuatan selama 5 tahun itu dan akhirnya menunjukan jalan untuk bertemu dengan KY dan menerima kesembuhan total dariNya. Amin!

~CS~

Previous
Previous

From Death into Life

Next
Next

Healing Process in Overcoming Shame & Anger