Kesaksian Redaksi E-Bulletin Kesaksian Redaksi E-Bulletin

Something Happens When You Surrender to Jesus - part 1 of 4

Something will truly happen when we surrender ourselves, totally, to Jesus.
Dengan membagikan tulisan ini, semoga ada banyak pribadi yang mengerti dan disadarkan bahwa hidup ini sungguh singkat dan sangatlah berharga. Dan bahwa Neraka, Purgatori, dan Sorga itu sungguh nyata. Tidak seorangpun yang layak masuk neraka. Jangan ada satupun lagi.

Pengantar.
Pada tanggal 17 April 2015 sore, ada Healing Mass yang dibimbing oleh para suster Putri Karmel, diadakan di gereja Mater Dolorosa, South San Francisco. Namun sejak sekitar 2 minggu sebelumnya, saya sudah berencana dalam healing mass itu akan memohon agar Tuhan berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting yang sedang mengganjal dalam hati saya. Dan apapun jawaban dari Tuhan, saya berjanji akan turut dan menyerahkan diri seutuhnya.
Malam ketiga setelah healing mass, atau tanggal 19 April sekitar tengah malam, Tuhan menjawab doa saya lewat mimpi. Seperti bukan mimpi, karena dalam tidur itu semuanya terasa begitu nyata, saya seperti di antara sadar dan tidak.
Begitu terbangun, saya langsung menuliskan (di kertas) poin-poin penting mimpi itu, karena saya tidak ingin ada yang terlupakan. Kemudian, semuanya saya ketikkan dalam 4 bagian, sesuai tanggal ketikannya yaitu tanggal 20, 21, 23 dan 26 April 2015.

surrender.jpg

Pengalaman rohani ini sangat istimewa buat saya, karena saya yakin adalah jawaban dan tanggapan Tuhan akan doa dan sikap penyerahan diri kepadaNya. Maka tulisan ini saya beri judul “Something Happens When You Surrender to Jesus”. Something will truly happen when we surrender ourselves, totally, to Him.
Dengan membagikan tulisan ini, semoga ada banyak pribadi yang mengerti dan disadarkan bahwa hidup ini sungguh singkat dan sangatlah berharga. Kita harus selalu mau bertobat dan berjuang sekuat tenaga agar hidup seturut ajaran, kehendak dan perintah Kristus. Bahwa neraka, purgatori, dan Sorga itu sungguh nyata. Tidak seorangpun yang layak masuk neraka. Jangan ada satupun lagi.

===


Diketik tanggal April 20, 2015
“Something Happens When You Surrender to Jesus”

Dalam waktu itu aku begitu saja menjadi mengerti dan yakin bahwa aku boleh bertanya apa saja kepada Yesus dan aku akan mengetahui jawabannya. Fine, pikirku. Aku akan bertanya tentang hal-hal yang begitu ingin kumengerti selama ini. Aku bertanya apakah kedua orangtuaku akan hidup lama? Sampai berapakah umur mereka? Aku seketika mengetahui jawabannya, meskipun sepertinya tidak ada yang menjawabku.

Aku bertanya tentang beberapa orang yang sangat aku sayangi. Seketika aku juga mengetahui jawabnya.
Aku bertanya apakah di masa depan aku akan hidup senang? Apakah aku akan berkecukupan dalam keuangan? Jawaban yang kudengar sungguh tidak terduga: 'Itu bukan urusanmu untuk worry”. Samar-samar kudengar lagi, “Apa dan bagaimana rezekimu di masa depan, Aku yang mengatur”.

Aku bertanya juga mengapa kami Kau ajarkan untuk memberi pipi kanan padahal pipi kiri kami ditampar? Bahkan Kau katakan bahwa kami harus bersyukur? Sebelum pertanyaanku dijawab, seketika itu juga aku seolah diminta melihat kembali, supaya ingat pada semua keadaan di neraka dan purgatory. Betapa sengsaranya mereka….padahal semua penderitaan itu akan dapat dielakkan hanya dengan ibaratnya merelakan satu lagi pipi kita ditampar. Sungguh tidak berartinya pengorbanan itu ternyata, bila dibandingkan dengan ancaman hukumannya yang sungguh panjang - bila kita tidak merelakan satu lagi pipi kita ditampar. Betapa secuil siksaan fisik itu sungguh tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan manfaat dan konsekuensi yang mengikutinya. Bersyukur, bersyukurlah bila semua itu terjadi padamu. Karena engkau memiliki kesempatan untuk menguatkan dirimu, menjauhkan kamu dari siksaan api yang sudah menanti bagi orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Aku juga bertanya mengapa banyak orang sakit. Jawabannya, ada banyak kesakitan itu, dan berbagai masalahnya yang terjadi, adalah supaya orang itu mengerti, percaya, dan mau bertobat dengan mengingat bahwa “Akulah Tuhan mereka, Akulah yang dapat menyembuhkan mereka. Agar mereka dekat kepadaKu dan jangan lagi berada jauh dari Ku”

Demikian sekejapnya aku mengerti jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, bahkan sebelum pertanyaan sungguh selesai kuucapkan. Perasaan damai merebak, antara sadar dan tidak, aku tahu bahwa aku sedang tersenyum. 

Semua itu terjadi, setelah sebelumnya aku seolah dibolehkan melihat dan mendengar penderitaan di suatu tempat. Tempat yang gelap, yang kutahu, adalah neraka dan purgatory. Apa yang tadi kulihat dan kudengar di dua tempat yang seolah berdekatan itu ?.

Read More