Jambore 2023

Ditulis oleh Cynthia (Thia)

TubuhKu untuk Hidup Dunia (Ekaristi)” adalah tema Jambore KKI USA – Canada yang telah diselenggarakan di Houston, Texas tepatnya di Torrey Pines Conference Center (TPCC) pada tanggal 27-29 Mei 2023. Di lokasi inilah 16 KKI dari seluruh Amerika berkumpul. Gak tanggung-tanggung, ajang pertemuan itu mampu menghadirkan 340 peserta, belum ditambah 23 imam, 6 orang suster, dan 2 calon suster. Dalam acara Jambore itu WKICU bisa sedikit ikut senang dan berbangga telah ambil bagian. KKI Houston dan tetangganya, KKI Austin memang paling mendominasi jumlah peserta dalam ajang itu. Meski kita hanya mampu mengumpulkan limabelas orang perwakilan, tetapi yah paling tidak cukup menggenapi kelengkapan peserta Jambore.

Bendera semua KKI yang hadir

Romo-romo dengan putra/i altar

Persiapan matang menjelang keikutsertaan Jambore 2023 sudah dirancang oleh pengurus WKICU sejak undangan dilayangkan oleh KKI Houston. Agar menarik minat dan partisipasi umat untuk hadir dalam acara itu, pengurus WKICU merancang program subsidi, dan tentu saja untuk menutupi biaya itu penggalangan dana melalui fund raising penjualan makanan adalah salah satu cara cepat, cermat dan effektif yang biasa kita lakukan. Team fund raising yang dikepalai oleh Susanti Kho alias Mei-Mei – dibantu Cynthia (Thia), Marcella dan Agem – bergerak cepat mengumpulkan vendor makanan, merancang flyer, meng-kalkulasi harga serta memasarkannya kepada umat.

Satu bulan sebelum berangkat ke Houston, 15 peserta dari WKICU yang akan berangkat sudah siap dengan berkoordinasi melalui WAG (WhatsApp Group) untuk latihan koor. Kita mendapat jatah dari panitia acara untuk menyanyikan lagu penutup untuk misa hari ke-dua (dari tiga hari rangkaian pelaksanaannya). Persiapan latihan yang meski terasa sulit dalam mengumpulkan peserta, akhirnya terlaksana juga. Latihan dadakan di rumah Agem satu minggu sebelum keberangkatan terasa masih sangat kurang. Untungnya setelah sampai Houston, di hari ke-dua, kami dibantu oleh pemain piano KKI Houston, Widianto (Anto) untuk latihan sekali lagi sebelum misa Pantekosta dimulai. Anto dengan semangat dan senang hati membantu group WKICU untuk latihan di menit terakhir sehingga kami semua bisa bernyanyi dengan baik. Setelah misa selesai, WKICU mendapat banyak masukan yang cukup baik terutama karena lagu nya, Anggur Baru adalah lagu yang bisa membuat orang ikut bergoyang.

Peserta WKICU

Peserta WKICU

Panitia Jambore Houston, Windra Sugiaman (ketua KKI Houston) dan sang suami Frankie Sugiaman yang bertindak selaku ketua Jambore telah merencanakan acara besar ini dengan pasukan mereka yang sangat kompak dan penuh semangat.

Ada tiga kelompok yang dibagi oleh panitia dalam program acara; bincang-bincang dengan romo/suster, peserta dewasa dan OMK (remaja-anak kuliah), juga program untuk anak-anak. Para Panitia Jambore mendapat bimbingan dari Chaplain KKI Houston, Romo John Taosan–Archdiocese Of Houston Galveston. Beberapa acara yang disiapkan oleh panitia adalah acara perkenalan KKI, talks, talent show, dan games. Romo Tarsius Puling, SVD menjadi MC (Master Ceremony) yang jempolan. Dengan lelucon dan gayanya yang kocak dan santai beliau mampu menarik perhatian seluruh peserta.

Acara Jambore selama 3 hari itu menekankan kutipan kitab Yohanes 6:51 yang berbunyi “Akulah roti yang telah turun dari sorga. Jikalau seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Penekanan kutipan itu mengajak para peserta untuk merenungkan hubungan intim mereka dengan Kristus, yang mengasihi kita tanpa syarat, dan untuk menegaskan kembali keyakinan kita akan kehadiran nyata-Nya di setiap Ekaristi. Hal itu dicapai melalui berbagai kegiatan antara lain tiga ceramah, tiga misa, adorasi dan doa/refleksi subuh. Salah satu pesan yang disampaikan oleh Romo Albertus Joni, SCJ adalah “Jangan takut, percaya saja”.

Sementara, di group OMK, beberapa romo dan Suster Skolastika Wea, SSpS mendiskusikan tentang “kekurangan panggilan agama.” Pembicaraan mengenai kurangnya orang yang masuk dunia agama sangatlah penting karena berkaitan dengan tema utama Jambore yaitu Ekaristi, karena kalau imam/romo berkurang, maka akan berkurang pula umat-umat yang menerima Sakramen Ekaristi.

Acara-acara yang lain seperti permainan, temu kenal romo/suster, talent show, perkenalan KKI, dan adorasi/pengakuan dosa juga sangat berkesan karena dalam kesempatan itu semua peserta dari semua KKI yang hadir bisa berkenalan satu dengan yang lain. Saat itu kita merasa sangat akrab, banyak orang bisa saling kenal, berbincang, bertawa ria, dan saling menguatkan iman bersama-sama dengan bimbingan para Romo dan suster.

Acara itu juga menjadi semakin meriah dengan tampilan pembuka acara lewat tarian daerah dengan pakaian adatnya yang sangat penuh corak warna-warni dan menarik. Seluruh dekorasi ajang itu juga sangat Indonesia. Mengingatkan slogan yang pernah didengungkan oleh Romo Soegija Pranata, SJ; “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia.”

Penari Tor-Tor

Penari Lenggang Nyai

Pada misa hari terakhir, Jambore kita kedatangan tamu kehormatan. Uskup Italo hadir dan memberikan sambutan dengan didampingi oleh dua diakon dan 23 Romo. Uskup Italo sempat berpesan kepada semua Romo Indonesia supaya iman mereka tetap kuat terutama yang bertugas di Amerika Serikat sehubungan dengan banyaknya pengaruh-pengaruh buruk. Kepada umat yang hadir, beliau sangat senang melihat rasa kebersamaan dan ikatan keluarga Katolik Indonesia - Canada melalui Jambore.

Romo-romo bersama diakon dan Uskup Italo

Foto group peserta Jambore 2023

Ketua KKI Houston, Windra Sugiaman menjelaskan secara singkat bahwa persiapan akomodasi sudah dari tiga setengah tahun sebelumnya tetapi dikarenakan pandemic rencana mereka mundur terus walaupun tempat sudah di booking dari jauh hari dan deposit sudah dibayar.

“Rencana semula kita akan mengadakan Jambore ini tahun 2021,” terang Windra

“Persiapan konsumsi dan acara di mulai enam bulan sebelumnya, sekitar dari Januari 2023. Latihan menyanyi koor dan menari secara tetap dan teratur sekitar tiga bulan sebelumnya. Sedangkan mencari pembicara, kami cari setahun sebelumnya. Di antara kami (panitia Jambore), banyak juga yang mendapat tugas double, namun semua itu kami kerjakan dengan senang hati dan penuh semangat. Peranan para romo dan seluruh ketua KKI sangat penting untuk terus menerus memberikan dorongan dan semangat kepada kami selaku panitia acara. Komunitas kami di sini tidak banyak….,” jelas Windra

“Kami dibantu oleh Romo John yang berperan besar mengurus surat-surat undangan kepada para romo lain untuk hadir di Jambore, sekaligus mengurus surat suitability ke keuskupan. Tetapi tidak semua romo yang diundang bisa hadir karena perlu waktu untuk urusan visa, ijin pimpinan dan lain-lainnya. Di tambah pula karena kami mengundang pembicara dari Indonesia, mungkin kalau dari US akan lebih mudah. Target kami waktu masa persiapan adalah untuk sekitar 300 orang dan kami juga berminat untuk mengundang seluruh mudika (generasi KKI yang seterusnya) di acara Jambore tahun ini. Tidak disangka, banyak yang berminat sehingga melewati target kami sampai 340 padahal masih termasuk masa pandemi. Semua  acara berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan,” papar Windra dengan nada puas dan penuh syukur.

Berikut beberapa kesan dari peserta WKICU yang hadir dalam Jambore itu:

-“Menyenangkan, berjejaring dan dapat berdiskusi dengan orang-orang dari KKI lain.” - Gio

- “Kesan keseluruhan bagus. Saya sendiri, sebagai peserta yang baru pertama kali ikut Jambore merasa senang bisa bertemu dan menjalin ikatan dengan sesama Katolik Indonesia lainnya dari bagian lain Amerika Serikat. Pasti saya akan merekomendasikannya kepada orang lain untuk ikut acara Jambore berikut.”- Budi

-“Itu bagus secara keseluruhan! Penataan kamarnya bagus dalam artian banyak OMK jadi kami bisa bonding. Tapi banyak OMK yang tidak tinggal bersama kami yang ditinggalkan yang agak menyedihkan (mis: Diandra tinggal sendiri) dan agak terburu-buru di akhir. Harusnya menyisakan slot waktu untuk sekadar mengisi waktu luang dengan OMK/Romo lainnya karena baru kenalnya kemaren soalnya. Juga, berpasangan dengan Romo dan rotasi adalah cara yang baik untuk mengenal sebagian besar para Romo dan suster yang hadir. Johanes (OMK Houston) memainkan gitar dan sementara Evan (OMK LA) main piano buat acara OMK talk. Di hari pertama dimana kita harus memakai baju beda warna buat semua peserta KKI beda itu keren karena membuat anda melihat betapa berbedanya KKI dari area berbeda bersatu. Itu benar-benar menunjukkan seberapa besar komunitas katolik dan bahwa anda tidak sendirian dalam iman anda. Dalam hal OMK khususnya, melihat OMK lain dari negara bagian lain sangat mengagumkan. Peluang bagus untuk terhubung dan membuat cara kreatif yang keren untuk berkolaborasi.” - Jenifer

-“Saya selalu menikmati dan bersenang-senang di Jambore. Itu memungkinkan saya untuk bertemu orang baru dari berbagai KKI di seluruh AS. Juga, itu memungkinkan saya untuk menerima berkah karena bisa bertemu begitu banyak Romo dan suster di satu tempat. Pasti akan pergi ke yang berikutnya. Semoga lebih banyak orang dari WKICU yang datang juga. Pujian besar untuk KKI Houston atas kerja keras dan kesuksesan Jambore tahun ini dan karena sangat akomodatif dan ramah terutama kepada para tetua dengan menyediakan transportasi di sekitar fasilitas. Hanya sayang kalau sebagian dari peserta WKICU dan KKI lain nya serta beberapa Romo dan suster harus terburu-buru naik bis untuk ke airport pada akhir terakhir setelah misa dengan Uskup Italo jadi tidak bisa meyaksikan acara tari penutup dan acara pementasan angklung” – Cynthia (Thia)

Pak Ade, ketua KKI Seattle menerima patung “Good Shepherd” dari Ibu Windra, ketua KKI Houston sebagai host Jambore 2025

Secara keseluruhan acara Jambore 2023 ini sangatlah sukses. Banyak sekali hal-hal baru dan positif yang didapatkan para peserta.

Pelaksanaan Jambore KKI USA - Canada 2023 telah berlangsung dangan sukses dan meriah, saatnya kini menyongsong Jambore berikutnya tahun 2025. Semoga dari setiap pelaksanaan Jambore yang telah terselenggara akan menghasilkan pembelajaran dan pengalaman bagi kita semua untuk mempersiapkan ajang perhelatan besar Komunitas Katolik Indonesia ini menjadi lebih baik dan semakin berkembang. Membangun ikatan persaudaraan di antara umat beriman adalah panggilan tugas kita. Seperti Allah sendiri berfirman dalam Matius 18:20 _

“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

Mari rangkai dan kuatkan jalinan ikatan iman kita dengan semangat pelayanan tanpa lelah. Mempersiapkan segalanya bagi terlaksananya pertemuan akbar seperti Jambore ini adalah juga melaksanakan kehendak Allah.

Pesan kami bagi saudara seiman di Seattle, jangan khawatir dan ragu…..DIA akan beserta kalian dalam setiap langkah dan rencana persiapan. Mempersiapkan kehadiran Allah di tengah-tengah kita janganlah dijadikan sebuah beban. Bersuka citalah, karena Dia akan hadir bersama kalian mulai dari awal hingga akhir. Semua jalan dan pintu akan terbuka. Dengan penyertaan-Nya dalam setiap langkah dan rencana, hambatan dan rintangan malah akan menjadikan iman kita semakin kuat.

Sampai jumpa di Seattle di tahun 2025 yang akan datang! Selamat bekerja, KKI Seattle.

Tuhan menyertai kalian dan kita semua! 

Previous
Previous

Is This God's Voice or Mine?

Next
Next

Tertianship